Perlu diketahui Hiperinsulinemia Hingga Diagnosis Prediabetes

Kadar insulin dalam darah yang tinggi yang disebut sebagai Hiperinsulinemia yang selanjutnya dapat menyebabkan terjadinya kekebalan terhadap Insulin (Insulin Resistant) yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan dalam pembuluh darah yang disebut endotel (Endothelial Dysfunction), kerusakan mitochondria yang mempercepat proses degenerasi dan pendek umur, dan juga mencetuskan proses Inflamasi.


Ketika seseorang makan makanan yang tinggi karbohidrat apalagi karbohidrat yang sudah diproses sehingga tinggi Indeks Gulanya (Glycemic Index) maka kadar gula di dalam darahnya akan segera naik tinggi (melonjak/ spike) sehingga mekanisme tubuh untuk menurunkan kadar gula tersebut maka pankreas akan mengeluarkan insulin (hiperinsulinemia). Hiperinsulinemia yang terus menerus akan menimbulkan inflamasi dalam pembuluh darah termasuk pembuluh darah koroner yang akhirnya menimbulkan kerusakan sel endotel dan berakhir dengan pembentukan plak yang mengakibatkan sumbatan jantung. Sebab itu dalam program kita, kita hindari makanan yang mempunyai kadar gula yang tinggi dan siap diserap usus seperti Beras ( buat penderita diabetes sebaiknya juga menghindari beras merah/ beras coklat dan beras hitam), Roti, Kentang, Mie, Bihun, Kweetiaw, Pasta, Sereal dan segala jenis tepung tepungan. Apalagi makanan yang jelas jelas mengandung gula seperti gula pasir, gula batu, pokoknya segala jenis gula, sirup, kecap manis, madu, jus buah (hanya airnya yang diminum), biskuit, kueh-kueh manis sebaiknya kita hindari. Sebaliknya kebutuhan karbohidrat kita dapatkan dari sayur dan buah-buahan yang disebut karbohidrat kompleks yang sifatnya diserap usus perlahan lahan sehingga menimbulkan kenaikan kadar gula dalam darah yang lebih stabil dan datar.


Diagnosis Prediabetes dibuat ketika Hb A1C pasien berkisar antara 5.7% sampai dengan 6.4 %. Biasanya seorang prediabetes jika tidak mengubah pola gaya hidupnya maka dalam beberapa tahun dapat berkembang menjadi diabetes. Termasuk pasien pasien prediabetes adalah pasien pasien yang kita sebut memiliki Impaired fasting glucose (IFG) dan impaired glucose tolerance (IGT). Pasien memiliki IFG jika kadar gula darah puasanya antara 100 sampai dengan 125 mg/dL (kriteria dari American Diabetes Association). Sedangkan IGT adalah ketika gula darah pasien 2 jam setelah pemberian 75 gram gula {yang disebut glucose tolerance test (GTT)} berkisar antara ≥140 dan < 200 mg/dL dan 1 jam setelah pemberian gula ≥ 155mg/dL. Dalam program kami, maka pasien pasien dianjurkan untuk mengukur kadar gula mereka 1 jam setelah makan (cukup dengan menggunakan alat glucometer) dan jika angkanya ≥140 mg/dL artinya makanan yang dimakan 1 jam sebelumnya terlalu tinggi kadar karbohidratnya. Sebab makanan yang tinggi gulanya akan memicu peradangan.