Pengalaman Adalah Guru Kita Yang Terbaik

Source Image by Google

Gambar 1. Dokter yang terpandai adalah yang dapat mencegah suatu penyakit. Dokter yang biasa biasa adalah yang dapat menangani penyakit pada tahap dini. Dokter yang kurang pandai adalah yang menangani penyakit yang sudah bermanifestasi.

Karena saya mempunyai riwayat keluarga yang terkena serangan jantung dan stroke pada usia dibawah 50 tahun maka saya sejak usia 24 tahun telah melakukan semua pengontrolan faktor-faktor resiko (yakni hanya hyperlipidemia dan itupun saya minum obat anti kolesterol sudah hampir 30 tahun plus kolesterol saya selalu mencapai target sesuai dengan guideline International), saya juga rajin berolah raga dan selalu menjaga berat badan yang ideal. Semua perihal yang diajarkan selama pendidikan spesialis Jantung sudah saya terapkan sebaik baik dan sebenar benarnya pada diri saya layaknya pasien yang taat. Singkatnya saya adalah pasien yang ideal bagi setiap dokter jantung. Setiap 3 tahun sejak teknologi MSCT ditemukan, maka saya selalu menjalankan pemeriksaan MSCT Koroner. Tepatnya awal tahun 2019, untuk pertama kalinya diusia 54 tahun, MSCT saya menunjukan adanya sumbatan jantung koroner (kurang lebih 40-50%) di pembuluh utama yakni yang disebut Left Anterior Decending (LAD). Awalnya kaget kemudian kecewa dan terus menganalisa apa yang salah (what went wrong?). Akhirnya saya putuskan untuk mencari jawaban sehingga walaupun sumbatan saya masih belum memerlukan intervensi saat itu namun saya yakin dalam beberapa tahun saya pasti harus menjalankan Intervensi pemasangan stent. Sebab walau sampai sejauh ini saya sudah melakukan yang terbaik di dalam mengontrol faktor faktor resiko namun buktinya tidak berhasil. Singkatnya, oleh bimbingan Yang Maha Kuasa maka akhirnya saya menemukan solusi dari permasalahan yang menimpa saya. Alhamdulilah/ Puji Tuhan.


Melalui ketekunan pencaharian rahasia solusi permasalahan sumbatan jantung saya maka akhirnya saya temukan jawabannya. Ternyata sudah ada laporan laporan ilmiah bahkan beberapa diantaranya sudah di publikasi di majalah –majalah kedokteran yang berbobot Internasional yang menjelaskan bahwa sumbatan jantung itu bias dicegah, bias di pertahankan bahkan bias dikecilkan atau dihilangkan. Namun publikasi publikasi mereka sepertinya kurang ditanggapi oleh dunia kedokteran pada umumnya. Karena masalah politik yang berhubungan dengan income dunia kedokteran pada umumnya namun saya tidak akan membahas masalah politik dalam buku saya ini karena tujuan penulisan buku ini bukan untuk merubah system politik kedokteran namun untuk membantu pasien pasien yang ingin sembuh dari sumbatan jantung. Selanjutnya saya membeli demikian banyak buku buku yang dapat menambah pengtahuan saya mengenai rahasia untuk menghilangkan sumbatan di pembuluh darah Jantung. Beberapa buku bahkan ditulis oleh pemenang pemenang hadiah Nobel. Sungguh luar biasa. Selama ini sebagai seorang ahli jantung Intervensi kita melakukan pemasangan Stent (ring) pada pasien-pasien kita dan mengontrol semua factor factor resiko yang dimiliki pasien pasien kita. Namun sesungguhnya kita tidak tahu penyebab sebenarnya sumbatan jantung itu apa. Juga dilemma yang sama sering kami hadapi yakni pasien pasien tertentu yang telah berhasil dikontrol faktor faktor resikonya namun setelah 1 sampai 2 tahun sewaktu follow up dengan kateterisasi ternyata terjadi sumbatan didalam stent mereka (yang disebut sebagai restenosis) atau terjadi sumbatan di tempat yang baru.


Singkatnya setelah saya melakukan program yang saya namakan sebagai program lifestyle ajaib maka hasilnya luar biasa; sumbatan di LAD saya menjadi hampir tidak terdeteksi pada waktu saya menjalani follow-up kateterisasi sembilan bulan setelah melakukan program. Selain itu saya juga menerapkan program yang sama pada beberapa pasien pasien saya, dan hasilnya sangat memuaskan. Yakni hampir tidak ditemukan kasus restenosis dan beberapa mengalami regresi (pengecilan) dari sumbatan di pembuluh darah koroner mereka sehingga intervensi lebih lanjut dengan pemasangan stent dapat dihindari.


Adapun pada umumnya angka kejadian restenosis ini bergantung pada berbagai faktor namun kurang lebih sekitar 20-30% dan pada penderita dengan diabetes angkanya lebih tinggi lagi. Selain itu jika seseorang sudah pernah mengalami penyumbatan maka kemungkinan terjadi sumbatan di tempat yang lain sering tidak dapat dihindari sekalipun pasien sudah minum obat teratur, mengontrol faktor faktor resiko yang ada dan taat kontrol/ follow up rutin . Seperti yang saya alami sendiri. Selama penyebab sumbatan belum diatasi maka tidak ada garansi tidak akan tersumbat kembali di masa mendatang.

  1. Jika seseorang mengalami sumbatan di pembuluh darah koronernya maka dengan’’Program life-style Genius” dengan berjalannya waktu maka sumbatan tersebut dapat dikecilkan bahkan dapat dihilangkan
  2. Program yang sama dapat digunakan untuk mencegah terjadinya restenosis dan penyumbatan baru setelah seseorang menjalankan intervensi pemasangan stent atau sesudah menjalani bypass jantung