Microbiome

Sembilan puluh persen dari kuman yang mendiami usus kita berasal dari luar; hanya 10 persen yang berasal dari tubuh kita. Adapun yang menentukan jenis kuman yang berdiam dalam usus seseorang adalah apa yang dia konsumsi, berapa rajin dia berolah raga, dan termasuk berapa banyak kasih dan dukungan yang dia miliki.


Microbiome memiliki gen seratus kali lebih banyak dari gen yang kita miliki. Gen microbiome ini dapat menciptakan macam macam protein dan hormon yang dapat mengubah kesehatan kita. Bahkan dapat mengubah gen kita. Jika pola hidup kita sehat yakni makan makanan yang sesuai dianjurkan dalam program kita, olah raga yang rutin dan benar, istirahat dan tidur yang cukup plus memiliki jiwa yang damai dan bahagia maka microbiome yang akan menempati usus kita adalah jenis yang baik dan dapat mendukung tubuh dan jiwa dan pikiran kita kearah yang sehat.


Studi yang membandingkan microbiome dari orang orang yang hanya mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian (Vegans) dengan orang orang yang makan segalanya (Omnivora) maka orang orang yang makan segalanya mempunyai microbiome yang menyebabkan peradangan kronis, resistan terhadap insulin dan juga menyebabkan sumbatan jantung. Omnivora juga menunjukkan peningkatan marker inflamasi seperti hs- CRP, TNF-α, juga peningkatan kolesterol LDL dan peningkatan kadar Insulin.


Juga penelitian mengungkapkan bahwa microbiome berperan didalam menentukan seseorang menjadi obese atau berberat normal. Oleh sebab itu jika seorang obese mengikuti program life-style kami, maka microbiome ususnya dalam waktu 2 sampai 3 bulan akan berubah menjadi microbiome yang tepat sesuai dengan yang kita ingini sehingga dengan mudah orang tersebut dapat mencapai berat badan yang ideal. Artinya jumlah kalori yang sama akan membentuk energi berlebih dan berakhir dengan penimbunan lemak pada orang yang microbiome di ususnya buruk.


Diet yang tinggi gula dan karbohidrat yang mudah diserap usus kita (refined carbohydrates) seperti nasi, roti, pasta, mie, bihun, kwetiau, kentang dsbnya akan menyebabkan microbiome diusus kita berubah pula sehingga dapat menyebabkan pembentukan gas yang berlebihan sehingga sering merasa kembung dan bertahak.


Selain itu diet yang tinggi lemak dan tinggi gula dapat melemahkan lapisan usus kita sehingga lebih mudah untuk ditembus racun racun dan kuman/ jamur dan virus yang semestinya dibuang melalui tinja. Kondisi ini diseabut “leaky gut synndrome”. Kuman yang berbahaya yang menembus lapisan usus kita selanjutnya dapat bersarang didalam lapisan pembuluh darah seseorang dan menimbulkan peradangan menahun dan akhirnya menimbulkan sumbatan jantung.


Microbiome juga berperan dalam menentukan emosi kita. Kuman kuman di usus dapat berkomunikasi dengan sistem syaraf pusat sehingga mempengaruhi fungsi kerja otak dan sifat kita (istilahnya “gut feeling”). Kuman kuman ini mampu memproduksi neurotransmitter seperti serotonin dan norepinephrine yang dapat mencetuskan kecemasan, depresi dan merasa letih lesu. 90% serotonin dalam tubuh manusia di produksi dalam ususnya. Sebaliknya stress dan emosi negatif dapat mempengaruhi microbiome sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sewaktu stress maka bakteri usus akan memproduksi Interleukin yang dapat menimbulkan peradangan dan mengaktivasi sistem imun yang tidak diinginkan. Peradangan akan meningkatkan depresi, sedangkan depresi akan meningkatkan peradangan, yang menjadikan suatu lingkaran setan.


Olah raga meningkatkan jumlah bakteri yang bermanfaat di usus kita. Ada penelitian yang menunjukan hanya dengan 6 minggu olah raga yang moderat dapat mengubah microbiome sehingga dapat memproduksi short-chain fatty acid yang dapat menekan peradangan baik di usus maupun seluruh tubuh. Mereka juga mencegah tubuh kita dari resistan terhadap Insulin; kelainan dini sebelum berkembang menjadi diabetes dan juga dapat memperbaiki metabolisme tubuh.