Pola Makan Berbasis Nabati (Plant Based Diet) – Tantangan dan Solusinya
- Home
- Plant Based Diet

Share:
Sejarah dan Bukti Ilmiah Pola Makan Berbasis Nabati
Sudah lebih dari 30 tahun sejak Dr. Dean Ornish dan timnya menerbitkan penelitian tentang apakah gaya hidup sehat bisa membalikkan penyakit jantung koroner. Studi ini hanya melibatkan 28 pasien yang diminta mengikuti pola makan vegetarian rendah lemak, berhenti merokok, mengelola stres, dan berolahraga ringan. Setelah setahun, hasilnya menunjukkan perbaikan kondisi pembuluh darah mereka. Saya sendiri waktu itu sedang menempuh pendidikan spesialis penyakit dalam. Kami tahu tentang studi itu, tapi sayangnya tidak banyak yang menganggap serius.
Pada 2014, Dr. Caldwell Esselstyn menunjukkan foto terkenal yang membuktikan bahwa pola makan nabati ketat bisa memperbaiki penyumbatan pembuluh jantung. Ia juga terkenal dengan moto “no oil” (tanpa minyak) dalam banyak seminar publik.
Ornish dan Esselstyn kini dikenal sebagai pelopor gerakan pola makan berbasis nabati (PBD). Sejak itu, Dr. Ornish membimbing banyak tokoh terkenal seperti Presiden Clinton dan Raja Charles. Program hidup sehatnya bahkan dibayar oleh asuransi kesehatan. Dr. Kim A. Williams, mantan Presiden Asosiasi Kardiologi Amerika, juga berkata, “Ada dua jenis dokter jantung: yang vegan dan yang belum baca data.” Ia sendiri beralih ke pola makan nabati setelah didiagnosis hipertensi dan tidak cocok dengan obat.
Manfaat Pola Makan Berbasis Nabati dalam Kesehatan Jantung
Awalnya, saya juga meragukan manfaat pola makan ini.Namun, setelah saya sendiri didiagnosis mengalami penyempitan pembuluh jantung, saya mulai menerapkan pola makan PBD. Tiga tahun kemudian, penyempitan saya membaik, dan kalsium di pembuluh saya berkurang 30%. Saya juga melihat hasil yang sama pada pasien-pasien saya, termasuk saat pandemi COVID-19. Sebanyak 3.500 pasien lansia berisiko tinggi yang mengikuti pola makan ini tidak dirawat di rumah sakit, dan tidak ada yang meninggal. Tapi kalau ditanya berapa banyak pasien jantung yang benar-benar mau ikut PBD dengan serius? Mungkin hanya sepertiga. Sisanya setengah-setengah atau bahkan menolak. Hal yang sama juga terjadi pada keluarga dan teman saya.
Mengapa Banyak Orang Sulit Menjalani Pola Makan Berbasis Nabati?
Kenapa banyak orang termasuk tenaga medis tidak mau mengikuti pola makan ini? Berikut alasannya:
Makanan itu bagian dari budaya dan agama.
Beberapa kepercayaan menganggap makanan tertentu (walau tidak sehat) sebagai bagian dari ibadah. Dalam budaya, makanan mahal sering dianggap sebagai simbol status sosial. Orang merasa bangga bisa makan “enak” meski tidak sehat. Makanan sehat sering kali lebih mahal dan repot disiapkan.
Makanan lebih penting dari seks bagi sebagian orang.
Di negara berkembang, makanan bisa jadi sumber kebahagiaan utama. Makanan tidak sehat bisa membuat orang merasa “senang” karena memicu hormon seperti serotonin dan dopamin, meski bisa bikin kecanduan. Banyak orang terpelajar pun tetap tidak bisa meninggalkan makanan tidak sehat.
Orang lebih termotivasi oleh kesenangan daripada rasa sakit.
Banyak yang merasa pola makan sehat itu menyiksa, dan makanan tidak sehat itu menyenangkan. Padahal, demi kesenangan makan, orang rela kehilangan kaki karena diabetes, dibedah dadanya karena jantung, bahkan menjalani kemoterapi karena kanker. Kesenangan dari makanan bisa membuat orang menolak kenyataan bahwa penyakit bisa dicegah.
Tenaga medis pun belum satu suara.
Banyak dokter masih menganggap tugas mereka hanya memberi obat atau melakukan tindakan, bukan mengedukasi pasien tentang pola makan sehat. Di banyak sekolah kedokteran, pelajaran tentang nutrisi sangat minim. Selain itu, mengajarkan PBD butuh waktu, kesabaran, dan tidak menghasilkan uang seperti tindakan medis.
Ada konflik kepentingan.
Beberapa dokter bekerja sama dengan perusahaan makanan tidak sehat dan diberi dana untuk membuat riset yang mendukung produk mereka. Riset yang benar-benar membuktikan manfaat PBD sulit dibuat karena sulit mengontrol apa yang dimakan peserta selama bertahun-tahun.
Uang sekolah dokter mahal.
Banyak dokter merasa harus “mengembalikan modal” setelah lulus. Kalau pasien sembuh hanya dengan pola hidup sehat, rumah sakit bisa kehilangan pasien, dokter kehilangan pemasukan. Zaman dulu, dokter belajar gratis dan benar-benar membantu pasien tanpa pamrih.
Pemerintah mulai berubah.
Dulu semua penyempitan pembuluh jantung langsung dipasang ring (stent). Sekarang, berdasarkan penelitian besar yang didanai pemerintah, diketahui bahwa pengobatan tanpa ring hasilnya sama bagusnya. Ke depan, pemerintah mungkin akan mendanai gaya hidup sehat seperti PBD untuk menghemat biaya kesehatan.
Krisis membuat orang mau berubah.
Saat pandemi COVID-19, banyak orang mau ikut pola makan sehat demi bertahan hidup. Sama seperti saya yang tidak bisa minum obat pengencer darah karena sakit lambung kronis, jadi saya sangat serius dengan PBD. Tapi sayangnya, tidak semua orang merasa cukup "putus asa" untuk berubah, bahkan ketika sudah sakit parah.
PBD dianggap ekstrem.
Banyak orang menganggap PBD itu keterlaluan, padahal setiap tahun setengah juta orang menjalani operasi bypass jantung yang jauh lebih ekstrem. Kalau budaya makan tidak sehat berubah, orang akan mulai terbiasa dan melihat PBD sebagai hal biasa.
PBD pun bisa punya kekurangan.
Banyak penggiat PBD tidak membahas potensi kekurangan gizi seperti protein, omega-3, B12, vitamin D, zat besi, kalsium, dan lainnya. Di sisi lain, pola makan campuran (omnivora) juga menyebabkan peradangan, kolesterol tinggi, dan banyak penyakit. Jadi, sebagai tenaga medis, tugas kita bukan memenangkan perdebatan, tapi memastikan pasien mendapat pola makan yang terbaik untuk kondisi mereka berdasarkan bukti ilmiah.
Pandemi COVID-19: Momentum Penting Pola Makan Sehat
Saya yakin, pandemi COVID-19 akan membawa perubahan besar. Semakin banyak orang mulai sadar pentingnya hidup sehat. Mungkin suatu hari nanti, makan makanan tidak sehat akan dianggap berbahaya, seperti merokok di masa kini.

Mulailah perjalanan sehat Anda dengan pola makan berbasis nabati. Dapatkan panduan langsung dari para ahli dan jadikan kesehatan jangka panjang sebagai prioritas Anda. Hubungi kami hari ini untuk konsultasi lebih lanjut tentang pola makan nabati yang tepat untuk Anda.